UU9.EU AD
- Design

Wednesday, July 10, 2013

Memahami Anatomi Huruf Dalam Typografi

Sebelum membaca artikel ini ada baik nya  teman membaca artikel ini terlebih dahulu agar dapat memahami lanjutan artikel tersebut :


  1. Tipogarfi dan Penerapannya pada Design Publikasi 
  2. Pengertian Typography 

jika teman sudah membaca artikel tersebut mungkin sudah ada bayangan dalam mempelajari design , peranan huruf dalam design sangat penting dalam memberi atau menyampaikan suatu komunikasi dalam design , dalam artikel ini saya akan membahas tentang anatomi huruf yang saya pelajari dari referensi yang terpercaya.

Anatomi Huruf

teknik_design notepedia
 Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf yang berarti  Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Setiap huruf memiliki ciri tersendiri, namun secara garis besar anatomi huruf adalah sebagai berikut :


Bentuk Huruf

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).



Geometri Huruf

Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok garis tegak datar : E, F, H, I, L
2. Kelompok garis tegak miring : A, K, M, N, V, Z, X, Y, W
3. Kelompok garis tegak lengkung : B, D, G, J, P, R, U
4. Kelompok garis lengkung : C, O, Q, S

Dengan mengetahui bentuk dasar geometri sebuah huruf, maka akan lebih mudah bagi seorang designer untuk mengkombinasikan huruf sesuai dengan bentuk geometrinya. Sebagai contoh, lihatlah pengabungan huruf beserta geometri dasar yang dimilikinya, berikut ini:

typografi geomentri
 Geometri dasar huruf kapital “E” adalah tegak – datar, sesuai dengan bentuk persegi 4. Maka bila huruf kapital ”E” di kombinasikan dengan persegi 4 akan menimbulkan sebuah keserasian bentuk.







 Geometri dasar huruf kapital ”A”adalah tegak – miring, yang sesuai dengan bentuk segitiga. Maka penggabungan bentuk segitiga dan huruf kapital ”A” akan menimbulkan sebuah keserasian dan keseimbangan.






Begitu juga dengan geometri huruf ”C” yang sesuai dengan bentuk lingkaran dan huruf ”X” yang sesuai dengan persegi 4.








Sedangkan, apabila ditinjau dari jenis huruf dan keunikan didalamnya, dapat dibedakan menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu :

1. Huruf tidak berkait (Sans Serif)
  • Tidak memiliki kait (hook/terminal) hanya tangkai dan batang saja.
  • Ujungnya berbentuk tajam atau tumpul.
  • Sifatnya kurang formal dan sederhana.
  • Sangat mudah dibaca.
  • Contoh: Arial, avant grade, MS Sans Serif, dll.
2. Huruf berkait (Serif)
  • Memiliki terminal.
  • Sifatnya formal, elegan, mewah, anggun.
  • Kurang mudah dibaca.
  • Contoh: Times New Roman, Garamond, MS Serif.
3. Huruf Tulis (Script)
  • Setiap huruf terkait seperti tulisan tangan atau tegak bersambung.
  • Sifatnya anggun, eksklusif, romantis, tradisional.
  • Sulit dibaca jika terlalu kecil dan banyak.
  • Contoh: Shelley Alegro, Bradley Hand, Lucida Handwriting, dll.
4. Huruf Dekoratif
  • Setiap hurufnya dibuat secara detail dan komplit.
  • Sifatnya mewah, bebas, anggun, tradisional, istimewa.
  • Sangat sulit dibaca, gunakan hanya sebagai alternative drop cap.
  • Contoh: English, Augsburger Initial, dll.
5. Huruf Monospace
  • Identik dengan serif atau sans serif tapi jarak antar huruf disamakan.
  • Sifatnya formal, sderhana, futuristik, kaku.
  • Mudah dibaca tapi kurang rapi.
  • Contoh: Courier

Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu :

  1. Ruang negatif bersudut lengkung : B, C, D, G, O, P, Q, R, S, U
  2. Ruang negatif bersudut persegi empat : E, F, H, I, L, T
  3. Ruang negatif bersudut persegi tiga : A, K, M, N, V, W, X, Y, Z

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis. Dalam kaitannya anatomi font maka ada beberapa istilah didalamnya, yaitu :
  1. ARM : Sebuah stroke horisontal tidak terhubung pada satu atau kedua ujungnya pada huruf.
  2. STEM : Sebuah vertikal stroke utama (tiang utama) pada huruf.
  3. COUNTER : Sepenuhnya atau sebagian tertutup ruang dalam huruf.
  4. STROKE (Diagonal Stroke) : Sebuah stroke miring pada huruf.
  5. SHOULDER : Sebuah stroke melengkung yang berasal dari batang huruf.
  6. APEX : sebuah titik puncak dari sebuah huruf, biasanya terdapat di huruf capital ‘A’.
  7. SPINE : Sebuah proyeksi kecil dari stroke melengkung pada huruf.
  8. BOWL : Sebuah stroke melengkung yang membungkus counter huruf.
  9. EAR : Sebuah stroke kecil proyeksi dari mangkuk kanan atas dari beberapa huruf ‘g’ kecil.
  10. EYE : Sebuah ruang tertutup yang mengacu dan berbentuk seperti mata.
  11. SERIF : “Kaki” atau non-struktural rincian di ujung beberapa stroke pada huruf.
  12. BRACKET : sebuah siku segitiga dari kaki-kaki pada ujung beberapa stroke pada huruf.
  13. CROSSBAR : Sebuah stroke horizontal yang jadi penyangga atau penghubung suatu huruf.
  14. TAIL : Sebuah stroke menurun, sering dekoratif yang menjadi ekor pada suatu huruf.
  15. LOOP : Counter tertutup atau sebagian tertutup di bawah baseline yang menjadi bagian bawah huruf kecil ‘g’.
  16. LINK : Sebuah stroke yang menghubungkan mangkuk atas dan bawah ganda pada huruf kecil ‘g’.
  17. LEG : Sebuah lengan kaki yang terdapat pada kemiringan huruf diatas kaki-kakinya yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.
  18. FOOT : Sebuah kaki yang menumpu dari lengan kaki pada kemiringan suatu huruf yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.
  19. ASCENDER : Stroke vertikal ke atas yang ditemukan pada huruf kecil yang membentang di atas x-height dari jenis huruf tersebut.
  20.  CAP-HEIGHT : Tinggi huruf kapital dari baseline ke atas topi, paling akurat diukur pada karakter dengan dasar datar (E, H, I, dll).
  21.  CAPLINE : Batas teratas dari topi suatu huruf atau puncak suatu huruf baik itu capital atau bukan.
  22. 22. MEANLINE : batas atas dari huruf kecil pada suatu huruf, tetapi tidak termasuk ascender suatu huruf.
  23. X-HEIGHT : Tinggi utama huruf kecil, khususnya x huruf kecil, tidak termasuk ascenders dan descenders.
  24. BASELINE : Garis tak terlihat di mana suatu huruf didudukan, atau batas bawah suatu huruf tanpa descender.
  25. DESCENDER : Sebuah stroke vertikal ke bawah yang ditemukan pada huruf kecil yang memanjang di bawah baseline.
Penggunaan Jenis huruf (typeface) dan huruf (font) sering berkaitan, bagaimanapun, jenis huruf adalah perancangan karakter yang dipersatukan oleh sebuah kesamaan poperti secara visual, sementara itu font adalah satu perangkat lengkap karakter dari tiap pembuatan desain seseorang, ukuran, bentuk, atau tipe corak.
Jika Kita mencoba untuk membedakan Helvetica dari Times Romawi, perbedaannya jelas. Dalam kasus lain, namun – khususnya antara desain teks yang memiliki karakteristik yang sama – perbedaan itu dapat halus dan sulit bagi mata yang kurang berpengalaman untuk melihat. Salah satu langkah penting dalam pelatihan mata Kita untuk melihat detail yang menetapkan satu desain terpisah dari yang lain adalah untuk memeriksa anatomi karakter yang membentuk alfabet.
Seperti dalam profesi apa pun, desainer jenis memiliki kosakata khusus untuk berbicara tentang bagian-bagian yang berbeda dari huruf. Hal ini tidak perlu melakukan seluruh daftar ke memori, namun membiasakan diri dengan istilah ini akan membuat lebih mudah untuk berkomunikasi tentang tipografi dan karakteristik mereka. Ini juga akan membantu mendidik mata Kita untuk mengenali struktur yang mendasari berbagai desain dan perbedaan di antara mereka.

Sumber :
  • Muhamad Salman Alfarisi , tipogarfi dan penerapannya pada design publikasi 
  • Ahlidesain.com,anatomi huruf
  • http://ilearntypography.wordpress.com/2012/01/09/anatomi-huruf-pada-tipografi/

Memahami Anatomi Huruf Dalam Typografi

Sebelum membaca artikel ini ada baik nya  teman membaca artikel ini terlebih dahulu agar dapat memahami lanjutan artikel tersebut :


  1. Tipogarfi dan Penerapannya pada Design Publikasi 
  2. Pengertian Typography 

jika teman sudah membaca artikel tersebut mungkin sudah ada bayangan dalam mempelajari design , peranan huruf dalam design sangat penting dalam memberi atau menyampaikan suatu komunikasi dalam design , dalam artikel ini saya akan membahas tentang anatomi huruf yang saya pelajari dari referensi yang terpercaya.

Anatomi Huruf

teknik_design notepedia
 Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf yang berarti  Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Setiap huruf memiliki ciri tersendiri, namun secara garis besar anatomi huruf adalah sebagai berikut :


Bentuk Huruf

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).



Geometri Huruf

Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok garis tegak datar : E, F, H, I, L
2. Kelompok garis tegak miring : A, K, M, N, V, Z, X, Y, W
3. Kelompok garis tegak lengkung : B, D, G, J, P, R, U
4. Kelompok garis lengkung : C, O, Q, S

Dengan mengetahui bentuk dasar geometri sebuah huruf, maka akan lebih mudah bagi seorang designer untuk mengkombinasikan huruf sesuai dengan bentuk geometrinya. Sebagai contoh, lihatlah pengabungan huruf beserta geometri dasar yang dimilikinya, berikut ini:

typografi geomentri
 Geometri dasar huruf kapital “E” adalah tegak – datar, sesuai dengan bentuk persegi 4. Maka bila huruf kapital ”E” di kombinasikan dengan persegi 4 akan menimbulkan sebuah keserasian bentuk.







 Geometri dasar huruf kapital ”A”adalah tegak – miring, yang sesuai dengan bentuk segitiga. Maka penggabungan bentuk segitiga dan huruf kapital ”A” akan menimbulkan sebuah keserasian dan keseimbangan.






Begitu juga dengan geometri huruf ”C” yang sesuai dengan bentuk lingkaran dan huruf ”X” yang sesuai dengan persegi 4.








Sedangkan, apabila ditinjau dari jenis huruf dan keunikan didalamnya, dapat dibedakan menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu :

1. Huruf tidak berkait (Sans Serif)
  • Tidak memiliki kait (hook/terminal) hanya tangkai dan batang saja.
  • Ujungnya berbentuk tajam atau tumpul.
  • Sifatnya kurang formal dan sederhana.
  • Sangat mudah dibaca.
  • Contoh: Arial, avant grade, MS Sans Serif, dll.
2. Huruf berkait (Serif)
  • Memiliki terminal.
  • Sifatnya formal, elegan, mewah, anggun.
  • Kurang mudah dibaca.
  • Contoh: Times New Roman, Garamond, MS Serif.
3. Huruf Tulis (Script)
  • Setiap huruf terkait seperti tulisan tangan atau tegak bersambung.
  • Sifatnya anggun, eksklusif, romantis, tradisional.
  • Sulit dibaca jika terlalu kecil dan banyak.
  • Contoh: Shelley Alegro, Bradley Hand, Lucida Handwriting, dll.
4. Huruf Dekoratif
  • Setiap hurufnya dibuat secara detail dan komplit.
  • Sifatnya mewah, bebas, anggun, tradisional, istimewa.
  • Sangat sulit dibaca, gunakan hanya sebagai alternative drop cap.
  • Contoh: English, Augsburger Initial, dll.
5. Huruf Monospace
  • Identik dengan serif atau sans serif tapi jarak antar huruf disamakan.
  • Sifatnya formal, sderhana, futuristik, kaku.
  • Mudah dibaca tapi kurang rapi.
  • Contoh: Courier

Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu :

  1. Ruang negatif bersudut lengkung : B, C, D, G, O, P, Q, R, S, U
  2. Ruang negatif bersudut persegi empat : E, F, H, I, L, T
  3. Ruang negatif bersudut persegi tiga : A, K, M, N, V, W, X, Y, Z

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis. Dalam kaitannya anatomi font maka ada beberapa istilah didalamnya, yaitu :
  1. ARM : Sebuah stroke horisontal tidak terhubung pada satu atau kedua ujungnya pada huruf.
  2. STEM : Sebuah vertikal stroke utama (tiang utama) pada huruf.
  3. COUNTER : Sepenuhnya atau sebagian tertutup ruang dalam huruf.
  4. STROKE (Diagonal Stroke) : Sebuah stroke miring pada huruf.
  5. SHOULDER : Sebuah stroke melengkung yang berasal dari batang huruf.
  6. APEX : sebuah titik puncak dari sebuah huruf, biasanya terdapat di huruf capital ‘A’.
  7. SPINE : Sebuah proyeksi kecil dari stroke melengkung pada huruf.
  8. BOWL : Sebuah stroke melengkung yang membungkus counter huruf.
  9. EAR : Sebuah stroke kecil proyeksi dari mangkuk kanan atas dari beberapa huruf ‘g’ kecil.
  10. EYE : Sebuah ruang tertutup yang mengacu dan berbentuk seperti mata.
  11. SERIF : “Kaki” atau non-struktural rincian di ujung beberapa stroke pada huruf.
  12. BRACKET : sebuah siku segitiga dari kaki-kaki pada ujung beberapa stroke pada huruf.
  13. CROSSBAR : Sebuah stroke horizontal yang jadi penyangga atau penghubung suatu huruf.
  14. TAIL : Sebuah stroke menurun, sering dekoratif yang menjadi ekor pada suatu huruf.
  15. LOOP : Counter tertutup atau sebagian tertutup di bawah baseline yang menjadi bagian bawah huruf kecil ‘g’.
  16. LINK : Sebuah stroke yang menghubungkan mangkuk atas dan bawah ganda pada huruf kecil ‘g’.
  17. LEG : Sebuah lengan kaki yang terdapat pada kemiringan huruf diatas kaki-kakinya yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.
  18. FOOT : Sebuah kaki yang menumpu dari lengan kaki pada kemiringan suatu huruf yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.
  19. ASCENDER : Stroke vertikal ke atas yang ditemukan pada huruf kecil yang membentang di atas x-height dari jenis huruf tersebut.
  20.  CAP-HEIGHT : Tinggi huruf kapital dari baseline ke atas topi, paling akurat diukur pada karakter dengan dasar datar (E, H, I, dll).
  21.  CAPLINE : Batas teratas dari topi suatu huruf atau puncak suatu huruf baik itu capital atau bukan.
  22. 22. MEANLINE : batas atas dari huruf kecil pada suatu huruf, tetapi tidak termasuk ascender suatu huruf.
  23. X-HEIGHT : Tinggi utama huruf kecil, khususnya x huruf kecil, tidak termasuk ascenders dan descenders.
  24. BASELINE : Garis tak terlihat di mana suatu huruf didudukan, atau batas bawah suatu huruf tanpa descender.
  25. DESCENDER : Sebuah stroke vertikal ke bawah yang ditemukan pada huruf kecil yang memanjang di bawah baseline.
Penggunaan Jenis huruf (typeface) dan huruf (font) sering berkaitan, bagaimanapun, jenis huruf adalah perancangan karakter yang dipersatukan oleh sebuah kesamaan poperti secara visual, sementara itu font adalah satu perangkat lengkap karakter dari tiap pembuatan desain seseorang, ukuran, bentuk, atau tipe corak.
Jika Kita mencoba untuk membedakan Helvetica dari Times Romawi, perbedaannya jelas. Dalam kasus lain, namun – khususnya antara desain teks yang memiliki karakteristik yang sama – perbedaan itu dapat halus dan sulit bagi mata yang kurang berpengalaman untuk melihat. Salah satu langkah penting dalam pelatihan mata Kita untuk melihat detail yang menetapkan satu desain terpisah dari yang lain adalah untuk memeriksa anatomi karakter yang membentuk alfabet.
Seperti dalam profesi apa pun, desainer jenis memiliki kosakata khusus untuk berbicara tentang bagian-bagian yang berbeda dari huruf. Hal ini tidak perlu melakukan seluruh daftar ke memori, namun membiasakan diri dengan istilah ini akan membuat lebih mudah untuk berkomunikasi tentang tipografi dan karakteristik mereka. Ini juga akan membantu mendidik mata Kita untuk mengenali struktur yang mendasari berbagai desain dan perbedaan di antara mereka.

Sumber :
  • Muhamad Salman Alfarisi , tipogarfi dan penerapannya pada design publikasi 
  • Ahlidesain.com,anatomi huruf
  • http://ilearntypography.wordpress.com/2012/01/09/anatomi-huruf-pada-tipografi/

Typography dan Penerapannya pada Design Publikasi

Mungkin seorang designer sudah tidak asing lagi dengan tipografi, kali ini saya akan membahas tentang mengelola huruf atau disebut juga dengan typografi , huruf siapa yang tidak kenal mereka? mungkin hanya orang yang tidak mengenyam pendidikan saja yang tidak kenal dengan mereka. Keseluruhan jumlahnya ada 26, berabjad “A“ sampai “Z”. Semua huruf sangat universal, meskipun disetiap kebudayaan kadang jumlahnya bisa lebih atau kurang dari 26. Membaca, mengetik, mendesign dan apapun yang bisa dimaknai sebagai sebuah tulisan yang memiliki arti tertentu, adalah ciri dari adanya huruf.

Mulai dari sejak SD sampai saat ini kita sangat “akrab” dengan huruf. Bahkan di Indonesia sendiri ada sebuah anekdot, bila terdapat seseorang yang salah mengeja huruf, orang tersebut dianggap tidak lulus SD dan diperolok oleh rekan atau teman-teman sejawat. Namun pada ulasan tentang tipografi berikut, kita tidakakan mempersoalkan ejaan atau arti dari rangkaian huruf, melainkan menjadikan huruf sebagai salah satu element penting yang diaplikasikan langsung kedalam sebuah design. Arial, Times New Roman, Verdana, Comic san, Copperplate Gothic, dan lain sebagainya, adalah bentuk huruf atau “FONT” dalam komputer yang sering kita dijumpai pada software Microsoft Word , Bagi seorang penulis atau orang yang hanya berkepentingan untuk pekerjaan surat – menyurat, huruf hanya dilihat sebatas rangkaian kata yang harus bisa dibaca. Namun tidak bagi seorang designer grafis. Penggunaan huruf bagi seorang designer grafis adalah bagaikan “teman atau bahkan pacar” yang selalu setia dan selalu ada didalam design sang designer grafis.

Pengertian Typografi 

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan,Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak. Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.

Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi, karena kita harus tahu berapa ukuran tulisan yang akan kita gunakan, efek dan bentuk yang akan kita tampilkan sehingga muatan emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin kita sampaikan kepada publik. Sebagai contoh, dalam bahasa verbal, kita tidak mungkin berteriak dengan bentakan untuk merayu/membujuk seseorang sehingga menuruti atau memahami kemauan kita. Begitu juga dalam tipografi, kita tidak mungkin membuat tulisan dengan bentuk tegas dan keras (seperti larangan atau bentakan emosi) untuk publikasi yang bersifat membujuk atau menawarkan sesuatu produk atau jasa. Untuk itulah kita sharus belajar tipografi.

Ada beberapa tahapan yang harus diketahui dalam mempelajari typografi :

1. Pengenalan Anatomi Huruf.


Kita tidak mungkin dapat menilai seseorang itu cantik atau jelek, kalau kita tidak tahu apa itu wajah. Dan kita juga tidak bisa menilai seseorang itu anggun dan menarik, kalau kita tidak tahu apa itu tangan, kaki, badan, dsb. :). Begitu juga dengan Tipografi, kita tidak mungkin dapat mengenali dengan baik sifat-sifat huruf yang akan gunakan apabila kita tidak mengetahui unsur-unsur yang membentuknya.

2. Pengenalan Bentuk dan Penerapannya pada Publikasi.


Pada tahap ini designer harus belajar bagaimana baris-baris teks itu disusun dalam format yang benar. Memberi efek pada tulisan dengan benar. Mengatur jarak antar huruf, jarak antar baris dan sebagainya sehingga tulisan dapat dibaca dengan baik oleh publik. Mengatur besar kecilnya tulisan yang sesuai. Mengatur perataan yang proporsional sesuai degan sifat materi yang disampaikan dan sebagainya. Ada beberapa tahapan yang harus diketahui.

3. Mempelajari Legibility Teks dalam Publikasi.


Pada tahapan ini designer diminta jeli dalam mengeksplorasi perbedaan antara berbagai jenis keluarga tulisan (typeface) dan tahu menempatkan huruf sesuai dengan citra yang akan ditampilkan. Eksperimen sangat diperlukan untuk menempa keahlian pada tahap ini.

toko roti bakery

mana diantara tipografi huruf diatas yang paling tepat untuk dijadikan sebagai kata ”Toko Roti Bakery”, dalam papan reklame (sebenarnya) sebuah Toko yang menjual Roti? Bila dilihat, meskipun kesemua huruf tersebut bertulisan ”Toko Roti Bakery”, hanya satu diantara keempatnya yang dapat menunjukan sebuah ”citra”, bahwa tipografi tersebut cocok untuk digunakan sebagai tulisan pada papan reklame, untuk sebuah Toko Roti.

Tipografi yang paling cocok untuk tulisan pada sebuah toko roti adalah tulisan terakhir, dengan bentuk font tulisan script. Sedangkan font kalimat pertama (digitalface), cocok diterapkan pada toko yang menjual peralatan digital dan elektronik. Kalimat kedua yang menggunakan tipografi (gruge text) cocok untuk toko peralatan band rock. Dan Kalimat ketiga dengan font yang bersifat kekanak-kanakan, cocok diterapkan pada toko yang menjual mainan anak-anak. - See more at: http://notepedia.blogspot.com/2013/04/tipogarfi-dan-penerapannya-pada-design.html#sthash.7fKRArFU.dpuf

14 Teknik dasar dalam Typografi


Dalam artikel ini saya akan memberikan beberapa tips mengenai typografi namun sebelum itu teman sudah membaca artikel dengan judul 15 aturan dalam typografi . hal ini agar dapat memahami lebih dalam mengenai typography .Nah , berikut ini saya akan menjelaskan 15 teknik dasar dalam typografi yang sangat bermanfaat bagi designer-designer pemula :

1. Teknik Memanfaatkan ”ruang” tertentu pada Font Utama

 

typografi notepedia
Bagian yang berwarna merah adalah ruang yang didapat dengan adanya perbedaan bagian atas (ascender) dan bawah (descender) huruf utama. Tipografi di bawah nya adalah contoh pemanfaatan ruang kosong pada huruf utama, untuk menempatkan huruf lain yang lebih kecil.






2. Teknik Menggunakan ”ruang” tertentu pada Font Utama.

 

typografi notepedia
sama dengan sebelum nya tapi desini mengunakan ruang tertentu sehingga ada penambahan ruang agar menyesuaikan dengan tulisan nya.








3. Teknik penggabungan huruf dengan karakteristik tebal dan tipis.

 

dalam teknik ini mengunakan tebal atau tipis nya bentuk huruf , sehingga dapat menampilkan kesan dalam penulisan huruf tersebut.

typografi notepedia

Huruf ”D” dengan FONT TEBAL ditambah dengan Shape backgroundnya berwarna hitam (kontras dengan font yang berwarna putih) sehingga tampilan mencolok dan Kata ”Unggulan” menggunakan FONT TIPIS, memberikan nuansa elegan pada tipografi diatas.

4. Teknik Kombinasi Huruf dengan Bentuk Tertentu (Shape) 

 

typografi notepedia
Tulisan Shape (berwarna putih) dengan diberikan sebuah background setengah lingkaran (berwarna hitam), menghasilkan sebuah kombinasi yang estetis





 

5. Teknik Kombinasi Huruf dengan Bentuk Tertentu (Shape)

 

typografi notepedia
Pada kata “UP RISING” terdapat penggabungan huruf dengan sebuah bentuk (shape), karena penempatannya yang hampir menyatu dengan bagian bawahnya.




6. Teknik Transformasi Angka untuk dijadikan Tipografi Huruf

 

typografi notepedia
Teknik ini menfaatkan angka sebagai huruf yang biasa nya dingunakan agar menunjuk kan suatu usia,tanggal, atau menampilkan suatu angka yang ingin di tampilkan dalam suatu tulisan.
Disamping kiri adalah prinsip dasar angka yang dapat dijadikan sebagai huruf.
Contoh :




7. Teknik penggunaan warna yang berbeda pada huruf

 

typografi notepedia
 Dengan pewarnaan yang berbeda, meskipun tanpa penggunaan spasi, dua kata yang dijadikan tipografi (untuk logo misalnya) akan dapat terbaca.

typografi notepedia
Pewarnaan yang berbeda juga dapat menjadi pemisahan sebuah kata yang ambigu (memiliki 2 makna). Pada tulisan redevil, warna merah berguna untuk memisahkan kata ”red” dan ”evil”, bukan ”re-devil.

typografi notepedia
Huruf ”K” pada tipografi diatas dibebedakan dengan warna hitam (yang berbeda dengan warna abu-abu), tujuannya untuk memberikan penafsiran ganda. Dengan penafsiran kata ”BLACK” dan ”KERUDUNG” (dalam bentuk 2 kata ganda dengan pembagian 1 huruf pemisah). huruf ”K” menjadi bagian huruf akhir untuk kata ”BLACK” dan mejadi huruf awal untuk kata ”KERUDUNG”. “K” dengan warna berbeda adalah pemisah sekaligus penyatuan  kata.

typografi notepedia

Penggunaan warna yang berbeda pada kata ”Artdecoration”, untuk memudahkan pembaca mengeja satu persatu bagian kata ”Artdecoration”, Art~de~Co~ration.

8. Teknik opacity & transparansi warna yang berbeda pada Tipografi. 

 

typografi notepedia
Tipografi dengan efek opacity (ketebalan warna) digunakan sebagai penguat fokus teks utama.







typografi notepedia
Selain memperkuat fokus teks utama, tipografi jenis ini digunakan juga sebagai penghias latar belakang (backgraound) sebuah design.






9. Penggunaan “Hirarki” Huruf

 

typografi notepedia
Biasa nya dingunakan sebagai menonjolkan sesuatu yang ingin di baca teknik ini sering dingunakan dalam pembuatn dalam sebuah judul. Pada contoh di samping, huruf yang lebih besar digunakan untuk judul utama (hal yang paling ingin disampaikan), sedangkan yang kecil sebagai teks pendukung.



10. Teknik Rotasi

 

typografi notepedia
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memberikan efek distorsi kemiringan pada tipografi, agar sebuah kata pada design lebih “menantang” untuk dibaca.







11. Teknik penggunaan font yang berbeda pada sebuah design

 

typografi notepediaTeknik ini mengunakan jenis font yang berbeda dalam suatu typografi , hal ini agar font dapat menimbulkan kesan atau sifat pada tiap font tersebut dalam satu design namun pengunaan font berbeda harus di batasi agar tidak menimbulkan berantakan atau semak.



12. Teknik ”Drop Cap” (penggunaan huruf awal yang lebih besar)

 

typografi notepedia
Teknik drop cap yang berarti membesarkan suatu font di awal nya saja.








13. Teknik ”Rag” (perataan huruf per-paragraf)

 

typografi notepedia
Teknik ini mengelola paragraph sehingga terlihat rapi dan enak di baca, hal ini sangat penting dalam suatu pembuat brosur atau media lain nya yang ingin menyampaikan sesuatu dengan mengukan teks yang panjang. Pada gambar di sebelah kiri rangkaian huruf menjadi tidak teratur, karena tidak adanya perataan kanan, kiri, center dan justify, sedangkan disebelah kanan, dengan menggunakan teknik “Rag” meskipun tanpa perataan, huruf menjadi lebih teratur dan terlihat lebih proporsional sehingga tampilan rapi dan enak di lihat dan di baca.






14. Teknik pemberian ruang yang besar pada satu tipografi

 

typografi notepedia
Dengan memberikan ruang yang cukup besar pada sebuah design, dapat membentuk sebuah nuansa hening, rapih dan elegan








notepedia.blogspot.com

Wednesday, August 19, 2009

Memahami Dasar Warna

Dalam suatu Design pasti nya tidak akan lepas dengan nama nya Warna , warna begitu sangat penting dalam membuat suatu keindahan karena warna mewakilkan suatu sifat dan kesan pada objeck  sehingga objeck akan Nampak dinamis  namun bayangkan seandainya hidup ini hanya memiliki 2 warna saja apa yang kamu rasakan ..? mungkin kamu akan merasakan bosan,monoton, dan statis karena warna yang kamu lihat itu-itu saja  tapi Tuhan itu begitu indah karena mampu membuat miliaran  warna walaupun hanya sebagian warna saja yang mampu di tangkap oleh panca indera manusia.

 Di artikel ini saya akan menjelaskan tentang warna dan pengertiannya agar teman dapat memahami unsur warna dalam suatu design hal ini sangat penting sebagai pembelajaran dasar design karena apabila design teman buat tidak memiliki warna maka akan terasa kaku dan statis bagi penikmat desain tersebut. Nah berikut ini adalah penjelasan yang saya susun sendiri .

Pengertian Warna Menurut Teori

Warna menurut Teori adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.

Pengertian Warna Menurut Seni Rupa

Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah warna. Jadi dalam warna dapat di bagi menjadi 3 pokok warna dasar yaitu Merah,Biru,dan Kuning yang disebut sebagai warna primer.

Teori Warna Brewster

Teori Brewster
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831.

 Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu  menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

Berikut ini penjelasan 4 kelompok warna tersebut : 

Warna primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.

Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

Warna tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan biru.

Warna netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

Warna panas dan dingin

Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau.
Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.

Hubungan antar warna

Kontras komplementer

Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.

Kontras split komplemen

Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan.

Kontras triad komplementer

Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.

Kontras tetrad komplementer

Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).

Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.
Mungkin teman dapat mengambil kesimpulan sehingga teman pembaca mampu mengartikan arti makna warna tersebut. Namun menurut kesimpulan saya Warna adalah suatu pantulan cahaya yang dapat di terima oleh salah satu 5 panca indera ( mata ) namun warna memilki 3 pokok merah,biru dan kuning. Namun dalam standart international warna dapat dibagi lagi berikut adalah stadart warna tersebut :
  1.  Standart Warna RGB
  2.  Standart Warna CMYK
  3.  Standart Warna HSB
  4.  Standart Warna HLS
  5.   Standart Warna Lab
  6.  Standart Warna YIQ
Dalam artikel ini masihlah belum cukup untuk memperlajari mengenai warna, warna begitu luas dan memiliki kesan nya masing –masing mungkin di artikel selanjutnya akan saya menjelaskan lebih detail kembali mengenai standart warna international dan juga fungsi kengunaan standart warna tersebut. Semoga bermanfaat

notepedia.blogspot